Jumat, 28 Agustus 2009



Sabtu, 08 Agustus 2009

kemajuan jaman anak bangsa indonesia

kemajuan jaman anak bangsa indonesia............

sanagat saya sayangi banyak sekali anak bangsa yang tidak mau berbahasa indonesia malah ,mereka menggemari bahasa asing dibandingkan dengan bahasa kita apakah mereka malu dengan bahasa indonesia yang kebanyakan mereka berbahasa asing di daerah perkotaan dibandingkan dengan desa-desa, justru anak desa saja bangga dengan berbahasa indonesia kenapa anak kota tidak mau apakah ini perubahan anak bangsaa kita.

Jumat, 07 Agustus 2009

BAPAK MUHAMMADIYAH


KOKAM

KELUARGA BESAR KOKAM PRINGSEWU LAMPUNG

MENGUCAPKAN SELAMAT TERPILIHNYA

IBU DR. TRI HENDRAWATI SEBAGAI KETUA STKIP M PRINGSEWU LAMPUNG

Kamis, 06 Agustus 2009

kokam Pringsewu


KELUARGA BESAR KOMANDO KESIAPSIAGAAN ANGKATAN MUDA MUHAMMADIYAH

MENGUCAPKAN

SELAMAT MELAKSANAKAN MASTAMA BAGI MAHASISWA STKIP M PRINGSEWU LAMPUNG

patologi sosial


Berbagai agama yang ada, ternyata dianggap belum cukup bagi sebagian orang untuk mengajarkan kebaikan. Maka mereka merasa perlu melahirkan ajaran-ajaran baru. Makin banyak pihak yang hendak memperbaiki keadaan, tetapi kenapa keadaan ini tidak segera membaik juga. Adakah ini karena kebaikan adalah sesuatu yang gelap, sulit dijalankan dan ada nun di kejauhan? Tidak! Kebaikan itu di sini, begini jelasnya, dan sedang baik-baik saja. Ia tidak menunggu untuk dicari dan ditemukan, melainkan menunggu untuk segera diamalkan.

Itulah kenapa di sebuah negara yang tidak sering menyebut nama Tuhan, sebagian lagi tak mempercayai, dan beberapa di antaranya meragukan keberadaan Tuhan, bisa menjadi negara yang begitu bersih keadaannya, terawat ekologinya, begitu penyayang pada alam hewan dan tumbuhan, dan dekat dengan kemakmuran.

Keadaan ini tentu bukan sebuah legitimasi bahwa semakin asing suatu bangsa itu kepada Tuhan, akan semakin maju keadaan mereka. Keadaan ini justru hendak menjelaskan kebesaran Tuhan sendiri. Tegasnya ialah, meksipun manusia tidak menyebut-nyebut nama-Nya, jika hukum-hukumnya dijalankan, Tuhan akan menampakkan kebesaran-Nya. Di alam semesta ini, Tuhan tak pelru repot-repot menampakkan Diri bagi manusia yang remeh ini, karen pencitraan-Nya, telah disebar ke semesta raya, termasuk di dalam diri manusia.

Tuhan telah memerintah matahari memperagakan sebagian kemurahan dan ketegasan-Nya. Matahari itu berderma kepada siapa saja dengan, tak peduli kepada seorang koruptor sekalipun. Siapa saja mau berjemur di bawahnya, ia akan mendapat guyuran sinarnya.

Tetapi lihatlah di sudut yang lain, di sebuah wilayah tempat nama Tuhan tidak cuma disebut, tetapi juga diteriakkan, di tempat itulah, ada manusia yang tak dihargai, ada kepentingan pribadi yang diberhalakan, dan ada rakyat yang cuma diatasnamakan. Dan di tempat itulah terjadi bermacam-macam keruwetan hidup. Selalu saja ada soal-soal yang berubah menjadi keributan, mulai dari soal yang sederhana hingga ke soal yang kompleks wataknya. Dari soal membagikan kompor gas, sampai soal pengeboran gas yang malah membuahkan lumpur panas. Ketika nama Tuhan banyak disebut tetapi hukum-Nya tidak dijalankan, ternyata jelas sekali buahnya: pencapaian mutu manusia, menjadi begitu rendahnya. Dan di dalam kerendahan itulah, masayarakat akan mudah terjangkit wabah patologi sosial dengan bermacam-macam ragam dan cara
komando kesiapsiagaan angkatan muda muhammadiyah (KOKAM)

SELAMAT MENYELENGGARAKAN PRODIKTI DAN MASTAMA STKIP M PRINGSEWU LAMPUNG

DAN

MENGUCAPKAN SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA

Keluarga Sebagai Basis Manajemen Sosia

Kita bersyukur apabila kita merasa “nyaman” tidur di rumah dari pada di hotel sendirian, atau anak-anak kita cepat-cepat minta pulang setelah 3 hari tidur di rumah orang lain. Sebaliknya kita patut bersedih dan mengoreksi diri jika kita mulai tidak nyaman di rumah, atau anak-anak kita lebih senang main di rumah orang lain.

Untuk hal yang kedua, sudah saatnya kita membenahi dan bertanya, “Ada Apa Dengan Rumah (keluarga) kita” (AADR bukan AADC).

Namun untuk hal yang pertama, perlu kita pelihara kondisi itu untuk selamanya agar rumah kita tetap sebagai “home sweet home” bagi semua anggota keluarga kita dan bahkan untuk orang lain.

Di dalam rumah seperti ini keharmonisan sudah tumbuh, komunikasi antar keluarga sedah terbentuk, anak akan curhat pada ibunya atau kakaknya. Bapak punya rejeki dari kantornya pingin cepet-cepet membuat rencana yang indah dengan keluarganya. Di hari minggu ibu ingin sekali membuat menu istimewa untuk putrinya yang sedang berulang tahun.

Semoga gambaran diatas membuat kita sepakat dengan “home sweet home”, yaitu keluarga sebagai tempat yang paling “nyaman” untuk dijadikan membangun rencana, tempat anak-anak curhat pada orang tuanya, tempat bapak pertama kali membawa kabar gembira kenaikan pangkatnya, tempat ibu pertama kali mencoba resep baru.

Mari kita wujudkan “home sweet home” di rumah kita.

Keluarga harus di-manage (dikelola)

Keluarga seperti diatas tidak dengan sendirinya terbentuk. Untuk itu keluarga kita perlu dikelola. Tapi keluarga kita sudah berumur 5 tahun…10 tahun…. atau bahkan 15 tahun. Terlambat dong!…Tidak ada kata terlambat.

Pertama yang ingin FEDUs sampaikan bahwa keluarga kita perlu dikelola. Seperti mengelola perusahaan. Mengapa ?. Karena keluarga kita adalah perusahaan kita yang pertama, jika tidak kita kelola investasi yang kita tanam tidak akan membuahkan keuntungan untuk kita dan anak-anak kita.

Mungkin dari kita ada yang bertanya, kok keluarga disamakan dengan perusahaan, terus ada investasi lagi. Betul…….pola pikir kita hendaknya dirubah bahwa keluarga kita ini bukanlah suatu lingkungan yang sudah ditakdirkan ada dan rejeki mesti ada dan diturunkan oleh Allah SWT tanpa kita kelola. Kalau itu yang menjadi anggapan kita, mungkin perlu kita kenali kalimat Allah “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka….” dan “sesungguhnya Allah tidak akan

merubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu sendiri yang merubahnya” (Al-Qur’an).

Lalu apa yang dimaksud dengan investasi yang telah kita keluarkan. Menyekolahkan anak di sekolah formal, sekolah informal, TPA, segala permainan dan kepandaian yang kita berikan pada anak kita dan istri/suami kita, itulah investasi kita. Memang itu kewajiban kita. Namun jadikan kewajiban yang berkah untuk masa depan kita, anak kita nantinya dan menjadi rohmatan lil’alamin. Cita-cita yang sangat diharapkan dari Allah SWT.

Jadi…. bagaimana dengan perusahaan kita, keluarga kita?…..

FEDUs akan berbagi informasi semoga bermanfaat.

Sebagian kita sudah kenal dengan manajemen (pengelolaan). Mengelola atau me-manage keluarga perlu juga memperhatikan aspek-aspek menajemen. Yaitu ada perencanaan, operasional, organisasi, koordinasi, pengendalian & pengawasan, penganggaran.

Itu teori manajemen….benar. Bukankah ilmu Allah itu untuk makhuknya dibumi ini tanpa terkecuali.

Mari kita kupas sedikit

Perencanaan

Masa depan keluarga tergantung pada bagaimana kita merencanakan. Dalam penerapan ilmu menejemen, nabi telah mengajarkan melalui haditsnya: “barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia tergolong orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama saja dengan hari kemarin, maka ia tergolong orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia tergolong orang terlaknat”.

FEDUs mengutip artikel dari tabloid MQ (rubrik keluarga sakinah). Dalam artikel yang berjudul “merancang masa depan keluarga”, ada beberapa langkah untuk merancang masa depan. Yaitu: pertama mengenal gambaran masa depan. Kedua, mengenal dan memahami keadaan diri sendiri. Ketiga, menjabarkan beberapa alternatif tindakan. Keempat, mengkaji tiap alternatif yang telah dijabarkan. Kelima, mengadakan persiapan. Sepertinya langkah-langkah ini perlu kita teladani. Karena kita tidak ingin keluarga kita terjerumus pada kondisi yang tidak diinginkan, dikarenakan arus lingkungan yang negatif. Dengan perencanaan yang matang, masa depan keluarga yang lebih baik Insya Allah akan terwujud. Namun ada hal lain yang tak kalah pentingnya, yaitu bagaimana mewujudkan perencanaan itu dalam tindakan nyata.

Operasional

Untuk merealisasikan perencanaan yang ada, perlu adanya tindakan yang nyata. Pekerjaan yang sulit adalah memulai sesuatu. Namun jika kita mau memulai Insya Allah kesulitan dalam melaksanakan apa yang kita rencanakan akan menemui jalan. Tidak ada yang lebih jelek dari pekerjaan yang tidak diselesaikan kecuali pekerjaan yang tidak pernah dimulai.

Organisasi

Anggota keluarga yang paling ideal adalah adanya bapak, ibu, dan anak. Jika ternyata dalam keluarga terdapat kakek/nenek atau tante harus kita masukkan sebagai anggota keluarga. Anggota keluarga adalah unsur organisasi yang masing-masing mempunyai peran dan fungsi sendiri-sendiri. Sudah saatnya anak bukan lagi obyek dalam keluarga dan orang tua sebagai subyek dan bertindak otoriter. Karena keluarga kita dibangun untuk kehidupan yang panjang. Anak-anak kita hidup di masa yang berbeda dengan kehidupan kita (Al-Hadits). Munculkan peran setiap anggota keluarga yang sinergis (saling bekerja sama dan tergantung) agar kebaikan dan kemajuan keluarga menjadi cita-cita bersama dan hasilnya dirasakan bersama.

Koordinasi

Komunikasi merupakan modal pokok dalam mengelola keluarga. Komunikasi yang baik antar anggota keluarga akan menimbulkan koordinasi yang positif. Kalau kita sudah bisa menjadikan anggota keluarga sebagai bentuk organisasi yang saling bersinergi (bekerja sama) setiap saat perlu adanya koordinasi (saling mengingatkan dan menasehati) dalam operasionalnya. Suatu saat ibu dapat menjadi pimpro (pimpinan) dalam acara liburan di puncak. Disaat lain kakak juga berhak menjadi pimpro pada acara tahun baru. Atau dalam kegiatan beres-beser rumah bapak lah pimpronya. Dengan begitu saling koordinasi menjadi suatu kebiasaan yang menyenangkan.

Pengendalian dan pengawasan

Orang tua mempunyai kewajiban untuk mendidik dan membimbing anak-anak, mempunyai hak untuk memberikan pengawasan. Meskipun pengawasan dapat diberikan pada siapa pun dalam anggota keluarga. Adik wajib mengingatkan jika kakak belum melakukan pekerjaannya membuang sampah. Atau kakak wajib mengingatkan bapak jika saking asyiknya beres-beser mobil lupa belum sholat dzuhur. Dan sebagainya.

Penganggaran

Dalam setiap kegiatan dalam keluarga diperlukan biaya. Mulai dari keperluan pendidikan, makan, kesehatan hingga kegiatan wisata. Perencanaan keuangan menjadi perlu untuk dipelajari agar kepentingan dalam keluarga dapat tercukupi. Skala prioritas perlu diajarkan pada anak-anak. Pemenuhan skala prioritas dapat menjadi pendidikan pertama pada anak-anak dalam mengelola uang.

Pendidikan bukan hanya untuk anak, tetapi orang tua terlebih dahulu yang harus belajar

Mengelola tidak lepas dari ilmu. Untuk itu kita sebagai orang tua sebelum membimbing anak, kita harus belajar terlebih dahulu. Kita perlu tahu gambaran masa depan yang ada di sekitar kita. Cara memperoleh gambaran masa depan, kita dapat bertanya pada pihak yang dipandang mengetahui, membaca buku-buku yang relevan, mengunjungi, mengkaji pengalaman orang lain, merenungkan pengalaman diri sendiri dan sebagainya. Pendeknya kumpulkan berbagai informasi yang cukup relevan berkenaan dengan gambaran masa depan.

Sehingga perlu kiranya kita belajar untuk membekali diri kita sebelum kita memberi pelajaran pada anak kita. Bagaimana kita akan menjawab pertanyaan anak kita tentang air kalau kita tidak tahu sama sekali tentang air. Bagaimana kita akan membantu masalah anak kita kalau kita tidak mengenal permasalahan anak-anak dan remaja disekitar kita saat ini. Perlu kita menjadikan referensi kejadian-kejadian disekitar kita agar kita sebagai orang tua tidak canggung membantu permasalahan anak kita yang sekarang mulai remaja dan dewasa.

Keluarga mereka merupakan bagian dari keluarga kita

Ada satu buku yang menjadi pegangan FEDUs yaitu “It’s take a vilage”. Buku ini ditulis oleh Hillary Clinton (istri mantan presiden Amerika Serikat). Dalam buku itu menyebutkan bahwa, untuk mendidik seorang anak kita perlu mendidik satu kampung. Sepertinya hal ini sudah ada di negara kita, tapi itu 20-30 tahun yang lalu. Pada saat kita kecil kita tidak hanya didik oleh orang tua kita tetapi juga tetangga kita ikut mendidik, memperhatikan, mengawasi dan bahkan melindungi kita. Cobalah kita ingat,….. jika kita jatuh kita langsung ditolong oleh siapa saja yang ada disekitar kita, jika kita bertindak salah akan dikoreksi oleh siapa saja disekitarkita saat itu, meskipun bukan orang tua kita.

Di lingkungan kita sekarang yang serba individual ini apakah hal seperti itu masih ada? …mari kita jawab…

Jika ada seorang anak berkata jorok/salah, apa yang kita ucapkan ?… “dasar anak si X”. kenapa kita tidak memanggil anak itu dan meluruskan dan menasehatinya. Kenapa tidak kita ajak anak tetangga kita yang tidak beruntung belajar dirumah, mengaji dirumah. Satu hal yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah, anggaplah lingkungan kita saudara kita, maka jika mereka sakit kita akan ikut sakit, jika mereka lapar kita akan ikut lapar dan sebagainya. Saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran (Al-Qur’an). Mungkin sekarang kita sulit untuk berharap anak kita ikut dididik oleh tetengga kita, maka FEDUs usulkan mulailah dari keluarga kita untuk turut mendidik anak-anak lain meskipun bukan keluarga kita. Karena anak kita hidup diantara mereka. Kalau kita tidak mendidik mereka akan timbul kepincangan. Dan saya yakin Allah diatas sana menghitung amal baik kita, karena anak-anak mereka adalah makhlukNya juga yang tetap wajib kita perhatikan.

Manajemen keluarga adalah manajemen social

Jika kita sudah mulai mengelola keluarga demi kebaikan masa depan keluarga kita dan kebaikan masyarakat, manajemen besar akan terbentuk dengan sendirinya dalam masyarakat kita. Subhanallah………………., sungguh akan menyenangkan sekali jika keluarga kita menjadi keluarga yang harmonis dan selalu memberikan kebaikan pada lingkungannya (rahmatan lil’alamin) Dan kebaikan hari ini selalu lebih dari hari kemarin dan selanjutnya keluarga di VBI II membagi kebaikan di sekitar Vila II. Pada ujungnya kualitas lingkungan kita, wilayah kita dan bangsa kita menjadi bangsa yang rahmatan lil’alamin. Amin…amin ya rabbal ‘alamin.

Keluarga kita……..bisa!

Apakah kita bisa mulai?………..

Mari kita tengok keluarga kita, ada bapak, ada ibu ada anak dan angota lain. Kita ingin masa depan kita cerah, kita pingin anak kita tamat sekolahnya dan mendapat pekerjaan, kita ingin punya cucu dan akhirnya kita pingin hidup kita bahagia dunia dan akhirat. Apakah kita punya rencana untuk keluarga kita?……. Dengan berusaha hari ini lebih baik dari hari kemarin, FEDUs yakin Insya Allah bisa. Anda ingin berbagi ilmu dengan keluarga lain dalam bentuk tulisan ?, hubungi FEDUs, bersama kita bangun anak, keluarga dan lingkungan yang mampu menjadi rahmatan lil’alamin.

kokam siap masuk dalam PTM Pringsewu

kami dari kesatuan kokam siap masuk dalam keamanan internal PTM muhammadiyah

Rabu, 05 Agustus 2009

foto kokam

kokam siap melindungi amal usaha muhammadiyah

komando kesiapsiagaan angkatan muda muhammadiyah kabupaten pringsewu siap melindungi amal usaha milik muhammadiyah, kami akan siap menjaga amal usaha seperti Perguruan tinggi muhammadiyah, amal usaha koperasi muhammadiyah, amal usaha rumah sakit muhammadiyah dan lain-lain kami siap menjaga tampa imbalan apapun.

kami adalah anak dari muhammadiyah di mana dilahirkan dalam suatu organisasi muhammadiyah yaitu berwadah di pusat pemuda muhammadiyah, gerakan kami adalah berdaqwah dan kami juga mempunyai kode etik kokam.

kami juga dilatih menjadi perajurit kokam yang siap mengayomi negara dan persarikatan muhammadiyah kami juga siap membantu masyarakat bain dalam muhammadiyah maupun Non muhammadiyah.

foto kokam Pringsewu Lampung



bersama kokam kotabumi tanwir muhammadiyah
Hotel seraton bandar lampung

kokam utusan kabupaten Pringsewu lampung


pengamanan ruangan sidang tanwir oleh kokam
STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ILHAM SANI. C


komandan kokam Pringsewu
ARBAIN

Selasa, 04 Agustus 2009

DUNIA KAMPUZ


SEJAK masuk STKIP Muhammadiyah Pringsewu, laki-laki dengan nama lengkap ilham sani yang akrab disapa ilham ini sudah tertarik masuk dunia organisasi. Baginya organisasi memberikan peluang untuk mengembangkan jati diri baik di dalam organisasi IMM, Tapak Suci, KOKAM.

Mengisi waktu senggang dengan kegiatan membaca menjadi salah satu hobi sangat menyenangkan, setelah aktif di organisasi. Ilmu yang ia dapatkan dalam organisasi tidak akan didapatkan di bangku kuliah. Sebaliknya, ia selalu mengaplikasikan ilmu yang didapat di organisasi untuk mendukung keberhasilan kuliahnya.

Keterlibatannya di berbagai kesibukan, menuntut dia, mempunyai manajemen waktu yang baik. Harus mengatur jadwal kuliah dengan baik.

Walaupun sebagian orang banyak beropini, bahwa aktivis kampus tidak mampu menunjukkan keberhasilannya di bidang akademik, hal itu mentah-mentah dibantahnya.

Ilmu yang dia dapatkan di organisasi justru mendukung berbagai aktivitasnya sebagai mahasiswa. "Keberanian mental yang saya dapatkan mendukung aktivitas saya di kelas dalam berargumen, berpikir kritis dan mengajukan pendapat. Selain itu, keberanian mental yang saya dapatkan dari organisasi membawa saya berani mengeluarkan pendapat.

Keberhasilan dalam kuliah di tengah padatnya agenda organisasi terbukti dari hasil indeks prestasi yang mencapai rata-rata.

Latar belakang orang tua yang bernama CIK MAT sebagai pengawas SD/TK di wonosobo kabupaten tanggamus tidak membuatnya patah semangat. "Di mana ada niat, di situ ada jalan. Kapan pun itu kalau kita selalu berdoa disertai usaha tidak ada yang tidak mungkin.

DUNIA KAMPUS


Dinamika: Tunjukkan Peran Mahasiswa

MAHASISWA merupakan kaum intelektual yang sangat dibutuhkan untuk pembangunan suatu bangsa. Tugas mahasiswa tidak hanya mempelajari ilmu dan teori, akan tetapi perlu mengetahui bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Oleh sebab itu tidak mengherankan jika mahasiswa disebut agent of change, sosial kontrol, kaum intelektual dan lainnya. Pertanyaannya adalah, apakah mahasiswa sekarang sudah mampu menunjukkan jati diri dalam arti peran sesungguhnya dalam pembangunan masyarakat?

Semestinya para mahasiswa secara individu maupun kelompok harus mampu membuktikan secara nyata/rill pengaruhnya dalam pembangunan masyarakat. Sehingga, masyarakat terbantu dan merasakan langsung hasil dari kegiatan yang dilaksanakan.

Program KKN, PPL dan lain sebagainya yang selama ini dilaksanakan pihak kampus bisa dikatakan belum cukup. Karena itu dibutuhkan kerja nyata mahasiswa untuk mengembangkan dan membangun masyarakat.

Namun, akhir-akhir ini peran dan aksi riil mahasiswa semakin berkurang. Mereka lebih disibukkan dengan kegiatan-kegiatan akademik dibandingkan peran dan aksi riil dalam masyarakat. Karena tuntutan akademik yaitu mencari nilai yang setinggi-tingginya, sehingga tidak terbersit dalam pikirannya untuk melakukan sesuatu yang dapat membantu masyarakat.

Gaya hidup hedonisme yang semakin hari semakin berkembang akibat pengaruh pergaulan juga menjadi faktor penyebab kenapa mahasiswa kurang berminat untuk terjun langsung dalam pembangunan masyarakat.

Apabila peran dan aksi riil mahasiswa tidak ada, ilmu yang telah mereka pelajari sangat tidak berguna. Pada intinya ilmu pengetahuan itu digunakan untuk memecahkan berbagai masalah yang terjadi dalam kehidupan ini. Kesadaran teman-teman mahasiswa dalam hal ini sepertinya masih kurang. Mereka lebih memikirkan diri mereka sendiri.

Mungkin ini merupakan salah satu pengaruh dari globalisasi ekonomi. Mereka hanya memikirkan masa depan mereka. Maka munculah sifat individualistis di dalam diri mereka, dan sedikit demi sedikit jiwa sosial para mahasiswa akan terkikis. Sehingga, jiwa sosial inilah yang sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dalam rangka melakukan peran dan aksi riil dalam pembangunan masyarakat dan lingkungan. Apabila jiwa sosial mereka sudah terkikis habis, kita tinggal menghitung detik-detik kehancuran bangsa ini.

Menurut Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Tanggamus, Azharul Fazri Siagian, IMM Pringsewu sangat peduli dalam pembangunan masyarakat. Kegiatan yang sering dilakukan adalah bakti sosial, tanggap bencana, seminar, diskusi maupun kajian. "Kami juga memiliki desa binaan. Kami berharap dengan kerja riil ini, pandangan kalau mahasiswa hanya pintar berkoar-koar di jalanan (demo) hilang dengan sendirinya," kata dia

IMM Gelar Muktamar di Lampung



INILAH.COM, Bandarlampung - Muktamar ke-13 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) akan digelar di Bandarlampung, 26-31 Mei 2008. Wakil Presiden (Wapres) M Jusuf Kalla dijadwalkan akan membuka muktamar ini.

Edi Agus Yanto, Ketua DPD IMM Provinsi Lampung, di Bandarlampung, Minggu (25/5), menjelaskan, muktamar yang bertema 'Tajdid Gerakan Mewujudkan Kepemimpinan Kaum Muda' itu akan dibuka oleh Wapres di gedung serba guna Universitas Lampung (Unila) pada Selasa (27/5).

"Kami sudah mendapatkan konfirmasi kesiapan Pak Jusuf Kalla untuk membuka Muktamar IMM ke-13 di Lampung ini," katanya.

Dia menjelaskan, sebelum memasuki kegiatan utama Muktamar, panitia menyiapkan pelaksanaan pertemuan pendahuluan (Tanwir) untuk membahas para kandidat yang akan memimpin DPP IMM periode 2008-2010 mendatang.

Agenda di dalam muktamar itu, diantaranya berupa studium general dan dialog nasional yang menghadirkan sejumlah tokoh. Di antaranya, Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Ketua Komisi Yudisial M Busyro Muqoddas, dan Menkes Dr dr Siti Fadilah Supari SpJp (K) yang diselenggarakan di Wisma Bandarlampung.

Sabtu, 01 Agustus 2009

KOMANDAN KOKAM

KOMANDO KESIAPSIAGAAN ANGKATAN MUDA MUHAMMADIYAH
DAN
NKRI

ADALAH HARGA MATI

कोमंदो कोकम स्त्किप म प्रिन्ग्सेवु Lampung









kokam Pringsewu siap melanjutkan perjuangan muhammadiyah


komando kokam adalah komando atau pasukan yang dibentuk oleh pemuda muhammadiyah di mana kokam ini bertujuan untuk melanjutkan perjuangan KHA.Dahlan pendiri muhammadiyah tersebut, memperjuangkan sariat islam yang selama ini disalah persepsikan oleh masyarakat, kami akan memperjuangkan sariat islam yang sudah salah kaprah di dalam masyarakat akan di ubah menjadi sariat murni di mana ada tuntunan hadist nabi dan al'qur'an.

kami selalu siap memperjuangkan islam yang murni di dalam masyarakat kita, banyak sekali masyarakat kita tidak mengerti peraturan islam di mana peraturan itu islam itu sendiri disalahgunakan seperti kebanyakan penyakit di masyarakat seperti TBC (Taqlid bid'ah dan kurafat) penyakit ini sudah darah daging di masyarakat susah akan di tinggalkan.

gejala ini dapat saja kita tinggalkan dengan jalan yaitu mempelajari islam dengan mengikuti hadist nabi dan al-qur'an, mungkin suatu saat nanti masyarakat kita dapat berubag. Amin