Rabu, 13 Juli 2011

HORMATI ORNG TUA MU

Seroja adalah nama sebuah desa yang indah, sejuk dan nyaman untuk di tinggali, disana banyak terdapat pepohonan, buah-buahan dan perkebunan yang hidup subur. Selain itu banyak petani yang mengadu nasib di desa itu. Namun desa seroja sangatlah jauh dari perkotaan, serta masih banyak terdapat bukit-bukit tempat tinggal para bintang, seperti babi, monyet, dan nyamang, bukit ini juga nyaman untuk dijadikan tempat rekreasi.
Keluarga bapak Samroni adalah salah satu warga yang disegani di desa Seroja. Karena sifatnya yang ramah, baik dan toleransi yang baik terhadap warga, baik yang sudah dikenal atau belum dikenal. Namun salah satu anggota keuarganya ada yang dibenci warga Seroja adalah anaknya yang bernama Ina. Walaupun dia seorang anak perempuan, namun dia memiliki sifat bandel dan nakal yang melebihi temanya. Dia tidak pernah bermain dengan teman sejenisnya, melainkan dengan lawan jenisnya. Biasanya dia bermain kelerang, layangan, bahkan bermain disungai. Dia selalu membuat ulah pada Ibu, ayah dan teman-temannya. Tetapi dia sangat takut jika ulahnya diketahui oleh ayahnya, karena ayahnya yang selalu bersikap tegas dan tidak segan-segan memukulnya jika Ina berbuat salah.
Karena Ina sangat nakal, banyak warga megatakan bahwa, “Buah Apel jatuh tidak jauh dari pohonya” Menurut mereka Ina sama seperti Ayahnya saat masih anak-anak.
Pada hari tepatnya hari minggu sekitar pukul 07.00 Ina telah bangun dari tidurnya yang lelap. Ibunya merasa heran , tak biasannya Ina bangun sendiri seperti ini. Padahal pada hari biasa dia selalu saja bangun siang .
Melihat raut wajah ibunya, dengan segera ia meredam keheranan, “ Ibu ngapain? Kok liat Ina sambil heran?” Protes Ina.
“Tumben kamu bangun pagi,? Engak biasannya.” Sahut ibu sambil bertanya
“Ya iya dong! Kan Ina Mau..Mau..” jawab Ina dengan ragu.
“Hayo mau ngapa, ngaku?” goda ibu pada Ina yang membingunkan
“Ngak kok bu, ina Cuma mau mandi pagi aja biar seger, kan hari ini, hari minggu,, hehehe…” alasan Ina untuk membohongi ibu.
Ibu hanya menggelengkan kepala melihat Ina sambil pergi kedapur untuk masak dan menyiapkan sarapan pagi, lalu ina pergi kekamar mandi sembari berbicara sendiri dengan suara lembut.
“Untung aja, aku ngk kecelosan ngomong, kalau aku ada janji sama temen-temen mau mandi disungai nanti siang, hehe..” ujar Ina sambil tersenyum. Hingga sampai dikamar mandi untuk bernyanyi dengan suarannya sangat merdu seperti suara piring pecah. “na…nanana…!” Ina menyanyikan sebuah lagu kesukaanya.
Ibu ina terkejut mendengar ada suara orang bernyanyi diruang belakang dekat kamar mandi. Dengan segera ia menuju sumber suara itu.
Tak biasannya aku mendengar suara orang bernyanyi. Sungguh jelek sekali suarannya, jangan-jangan ada orang gila .”Kata Ibu Ina mengejek. Ternyata suara itu berasal dari kamar mandi “
“Nanana….!” Ina bernyanyi
“ Ina…! Panggil Ibu. Seketika Itu Ina menghentikan nyanyiannya.
“Iya … ada apa bu? Sahut Ina sambil menggosok badannya
“ O…. kamu to yang nyanyi?” Tanya ibu
Dengan malu Jna menjawab “ Iya bu.”
“Pantes, suarannya jelek banget kayak piring pecah , Ibu kira tadi orang gila” Goda Ibu pada Ina
dengan kesal sembari tersipu Ina menjawab.
“Enak aja ibu ini orang suara ina bagus kok, kayak anggun artis Interasional, Malah dibilang jelek, ibu ini katrok “
Ibu hanya tersenyum-senyum dan pergi dari kamar mandi menuju dapur kembali untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Selesai mandi, ina tidak menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Tetapi, dia menghampiri ibunya sambil melihat sarapan yang telah disiapkan
“ Door…!” ina mengejutkan Ibunya.
“e…, moncrot … e, moncrot.. Ina!” seru Ibu dengan terkejut.
“He he he. .. kaget ya bu? Makanya jangan ngelamunin ayah! “ goda ina sambil tertawa kecil.
“Enak aja ibu ngk ngelamun,.” Jawab ibu kalem.
“ Alah … Ibu bohong ya? Atau jangan-jangan pengen denger lagi suara Ina yang merdu, iya akan…? Tertawa kecil melihat ibunya yang salah tingkah.
“ya ampun, suara kamu jelek, kok didengerin. Dah ah, sana cepet ganti bahu, nanti kedinginan, masuk angin , lalu panggil ayahmu untuk sarapan pagi.
“cepetan!” seru ibu dengan segera.
“Iya-Iya” sahut ina dan berlaku dihadapan ibunya.
Beberapa saat kemudian, Ina selesai mengganti pakaian dan segera memanggil ayahnya untuk sarapan pagi.
“eheek … wuaakk” suara Ina bersedawa setelah makan.
“ Ina ..! kamu itu ngk sopan sekali, didepan orang tua kok malah kayak gitu. “ Ayah menegor Ina.
“Iya-iya, yah, Ina minta maaf, abis kenyang banget si” sahut Ina sambil mengerutu.
“besok jangan ulangi lagi yah?” nasihat ibu dengan lembut.
“Iya bu Ina minta maaf” hawab ina memelas.
Siang pun menjelang, Panas mentari mulai menyangat, Ina perlahan-lahan mulai melangkahkan kakinya untuk pergi bermain menemui teman-temannya.
Tepat ketika aku melangkahkan kakinya keluar pintu tiba-tiba dari arah belakang ayahnya memanggil.”
“ ina, sekarang sudah siang, waktunya istirahat, cepat sana tidur siang, tidak usah main, nanti sore saja mainnya, seru ayah.
Ina terkejut dan menoleh kebelakang, “Ayah! Iya yah, “ sahut Ina sembari tersipu malu serta membalikan langkah kakinya. Ehemm…”tambah besar bukannya berfikir malah tambah nakal” kata ayah meninggalkan Ina, menuju kamar untuk beristirahat.
Ketika sampai didepan pintu kamar, Ina menoleh kekanan dan kekiri serta berkata, “ayah udah pergi belum ya?” . dengan sangat hati-hati dia melangkahkan kakinya untuk keluar rumah kembali. Dengan was-was akhurnya ia berhasil keluar rumah. Lalu dia menuju rumah temannya. Disana. Sesampainya, mereka segera menuju sungai dan mandi sambil bermain disana.
“ Byar…Byur.. jebur! Suara air sungai saat ina menjeburkan dirinya.
“hore… hahaha.. asyik!” ina berenang dengan semangat tanpa melihat ada temanya berada didepannya.
“ Au…! Dasar tolol kamu, udah tau aku lagi berenang malah nabrak. Goblok kamu!” seru ina membentak temanya.”Iya maaf, aku ngk sengaja “ sahut temanya sambil ketakutan.
“Udah sono pergi, awas deket-deket aku lagi” bentak ina
Temannya pergi menjauh dari ina.
“tak terasa hari menjelang sore, ina bersama teman-temanya segera menepi dari sungai.
“Eh temen-temen, enak ya berenang disini, besok lagi yuk?” seru salah seorang teman Ina
“Iya enak tahu.” Jawab ina serentak denga temennya yang lain.
Dirumah ina. Orang tuannya gempar, mereka sibuk mencari Ina yang tidak ada dikamar, bahkan mereka telah mencari kerumah teman-teman ina, barang kali ada disana.
Dasar anak bandel, disuruh tidur malah main, pasti kabur kesungai ini.
Awas kalau ketemu gerutu ayah ina dengan kesal
Tiba-tiba dalam perjalanan, ayah melihat ina sedang asyik berbincang-bincang dengan temannya. Dengan segera, disertai rasa kesal, ayah memanggil ina dan berkata” Ina, pulang. Dasar anak bandel, disuruh tidur malah main disungai.” Ina tersentak dan menoleh kesumber suara tersebut.
“ haa … ayah!” ina terkejut dengan tergesa-gesa ina lari secepat kilat menghindar dari ayahnya karena takut dipukul. Tak pedulikan orang yang menyumpah-nyumpah, karena hampir tertabrak olehnya. Yang dia pikirkan adalah bagaimana caranya agar dia terhindar dari ayah dan tidak dipukul. Dia berlari hingga tersengal-sengal, karena kejar-kejaran dengan ayahhya.
“mau lari kemana kamu? Dibilangin malah bandel” sahut ayah dengan membentak sambil mengejar ina.
“ Mampus aku, mati aku, ayah… ampun!” teriak Ina serta berlari
Akhirnya ina menyerah dan berhenti seketika
“ayah, ampun ! aku minta maaf “ kata ina menangis
“ ina janji ngk akan mengulangi lagi, suerr!” rengek ina dengan wajah memelas.
Ayah pun tidak tega melihat anaknya yang menangis dan meminta maaf .
“ ya sudah, cepat pulang ibumu khawatir pada mu. Sudah sore tidak pulang ayah takut terjadi sesuatu pada kamu.” Kata ayah sedikit membentak.
Dalam pejalanan ina mengangis tanpa henti karena takut pada ayahnya.
“ sudah jangan menangis terus. Ayah tidak akan memukul dan memarahinya jika ina menuruti perintah ayah.
Didepan rumah ina, ayah menarik tangan ina untuk masuk kerumah dan memarahinya hingga ina menangis tersedu-sedu. Melihat hal itu ibu menasehati ayah agar jangan berlebihan memarahinya.
“ sudah lah yah, ina kan sudah minta maaf, ?” kata ibu ina menenangkan ayah.
“ biarin, anak ini nakal sekali, kalau ngk dimarahin abis-abisan nanti dia semakin menjadi-jadi” jawab ayah yang semakin marah.
“ sabar yah, walaupun bagaimana, ina masih anak kita, kasihan dong yah, lihat dia nangis sampai tersedu-sedu. Lagi pula dia kan masih kecil. “ balas ibu dengan lembut.
“ he egh… ayah menghembuskan nafas dan pergi meninggalkan mereka berdua didalam rumah.
“ina dengar ibu ya? Ina ngk boleh nakal lagi ya? Kalau di perintah ina harus mau, jangan bandel. Nanati ada akibatnya. Liat sekarang ayah kasihan, dia sudah mendidik kamu supaya kamu menjadi anak penurut dan baik. Eee… kamunya malah bandel dan nakal. Kamu jangan ulangi lagi yah ?” nasihat ibu dan memeluk ina dengan lembut.
“ i… ya bu ina janji, ina ngk akan ulangi lagi, bu!” jawab ina sambil menundukan kepala dan menangis.
“ sudah jangan nangis terus, nanti matanya bengkak kayak mata kodok.” Goda ibu menghibur ina
“ihh… ibu ini lo,” ina tersenyum dan malu
“nih, minum dulu air putih, supaya ngk sakit tenggorokannya, kan ina abis nangis.” Ibu memberika segelas air putih kepada ina.
“ nah mendingan sekarang ina minta maaf sam ayah. Mumpung ayah sudah ngk marah lagiu, “ kata ibu, kalem.
“ iya bu. “ jawab ina sambil menghampiri ayahnya.
Ayah duduk diteras sambil melamun memikirkan sikap ina yang semakin hari semakin nakal. Lalu tersentak dari lamunannya, saat mendengar ada suara memanggil.
“ Ayah… ina minta maaf ?” saut ina dengan raut wajah dan suara memelas.
“ o… kamu to nak. Iya ayah maafkan, asalkan kamu janj, tidak akan nakal lagi? Sahut ayah dengan wajah terharu
“ beneran yah?” Iya, ina ngk akan ulangi lagi dan ngk akan bandel, nakal, janji!” ina tersenyum gembira.
“ iya“ jawab ayah dengan bangga pada ina yang sudah berani meminta maaf.
Kini, Ina merasa lega, hatinya kembali tenang dan tidak nakal seperti dulu lagi. Ina sangat menyesal atas perbuatannya dulu yang tidak mendengarkan perintah orang tuanya. Ina bersyukur pada Tuhan, yang telah memberikan kedua orang tua yang peduli dan sayang padanya. Kini dia sudah dibenci oleh warga lagi dan menjadi kebanggaan orangtuanya atas perbuatan sikapnya.

Karya : ILHAM SANI, S.Pd (Bimbingan Knseling)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar