Selasa, 04 Agustus 2009

DUNIA KAMPUS


Dinamika: Tunjukkan Peran Mahasiswa

MAHASISWA merupakan kaum intelektual yang sangat dibutuhkan untuk pembangunan suatu bangsa. Tugas mahasiswa tidak hanya mempelajari ilmu dan teori, akan tetapi perlu mengetahui bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Oleh sebab itu tidak mengherankan jika mahasiswa disebut agent of change, sosial kontrol, kaum intelektual dan lainnya. Pertanyaannya adalah, apakah mahasiswa sekarang sudah mampu menunjukkan jati diri dalam arti peran sesungguhnya dalam pembangunan masyarakat?

Semestinya para mahasiswa secara individu maupun kelompok harus mampu membuktikan secara nyata/rill pengaruhnya dalam pembangunan masyarakat. Sehingga, masyarakat terbantu dan merasakan langsung hasil dari kegiatan yang dilaksanakan.

Program KKN, PPL dan lain sebagainya yang selama ini dilaksanakan pihak kampus bisa dikatakan belum cukup. Karena itu dibutuhkan kerja nyata mahasiswa untuk mengembangkan dan membangun masyarakat.

Namun, akhir-akhir ini peran dan aksi riil mahasiswa semakin berkurang. Mereka lebih disibukkan dengan kegiatan-kegiatan akademik dibandingkan peran dan aksi riil dalam masyarakat. Karena tuntutan akademik yaitu mencari nilai yang setinggi-tingginya, sehingga tidak terbersit dalam pikirannya untuk melakukan sesuatu yang dapat membantu masyarakat.

Gaya hidup hedonisme yang semakin hari semakin berkembang akibat pengaruh pergaulan juga menjadi faktor penyebab kenapa mahasiswa kurang berminat untuk terjun langsung dalam pembangunan masyarakat.

Apabila peran dan aksi riil mahasiswa tidak ada, ilmu yang telah mereka pelajari sangat tidak berguna. Pada intinya ilmu pengetahuan itu digunakan untuk memecahkan berbagai masalah yang terjadi dalam kehidupan ini. Kesadaran teman-teman mahasiswa dalam hal ini sepertinya masih kurang. Mereka lebih memikirkan diri mereka sendiri.

Mungkin ini merupakan salah satu pengaruh dari globalisasi ekonomi. Mereka hanya memikirkan masa depan mereka. Maka munculah sifat individualistis di dalam diri mereka, dan sedikit demi sedikit jiwa sosial para mahasiswa akan terkikis. Sehingga, jiwa sosial inilah yang sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dalam rangka melakukan peran dan aksi riil dalam pembangunan masyarakat dan lingkungan. Apabila jiwa sosial mereka sudah terkikis habis, kita tinggal menghitung detik-detik kehancuran bangsa ini.

Menurut Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Tanggamus, Azharul Fazri Siagian, IMM Pringsewu sangat peduli dalam pembangunan masyarakat. Kegiatan yang sering dilakukan adalah bakti sosial, tanggap bencana, seminar, diskusi maupun kajian. "Kami juga memiliki desa binaan. Kami berharap dengan kerja riil ini, pandangan kalau mahasiswa hanya pintar berkoar-koar di jalanan (demo) hilang dengan sendirinya," kata dia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar