Kamis, 06 Agustus 2009

patologi sosial


Berbagai agama yang ada, ternyata dianggap belum cukup bagi sebagian orang untuk mengajarkan kebaikan. Maka mereka merasa perlu melahirkan ajaran-ajaran baru. Makin banyak pihak yang hendak memperbaiki keadaan, tetapi kenapa keadaan ini tidak segera membaik juga. Adakah ini karena kebaikan adalah sesuatu yang gelap, sulit dijalankan dan ada nun di kejauhan? Tidak! Kebaikan itu di sini, begini jelasnya, dan sedang baik-baik saja. Ia tidak menunggu untuk dicari dan ditemukan, melainkan menunggu untuk segera diamalkan.

Itulah kenapa di sebuah negara yang tidak sering menyebut nama Tuhan, sebagian lagi tak mempercayai, dan beberapa di antaranya meragukan keberadaan Tuhan, bisa menjadi negara yang begitu bersih keadaannya, terawat ekologinya, begitu penyayang pada alam hewan dan tumbuhan, dan dekat dengan kemakmuran.

Keadaan ini tentu bukan sebuah legitimasi bahwa semakin asing suatu bangsa itu kepada Tuhan, akan semakin maju keadaan mereka. Keadaan ini justru hendak menjelaskan kebesaran Tuhan sendiri. Tegasnya ialah, meksipun manusia tidak menyebut-nyebut nama-Nya, jika hukum-hukumnya dijalankan, Tuhan akan menampakkan kebesaran-Nya. Di alam semesta ini, Tuhan tak pelru repot-repot menampakkan Diri bagi manusia yang remeh ini, karen pencitraan-Nya, telah disebar ke semesta raya, termasuk di dalam diri manusia.

Tuhan telah memerintah matahari memperagakan sebagian kemurahan dan ketegasan-Nya. Matahari itu berderma kepada siapa saja dengan, tak peduli kepada seorang koruptor sekalipun. Siapa saja mau berjemur di bawahnya, ia akan mendapat guyuran sinarnya.

Tetapi lihatlah di sudut yang lain, di sebuah wilayah tempat nama Tuhan tidak cuma disebut, tetapi juga diteriakkan, di tempat itulah, ada manusia yang tak dihargai, ada kepentingan pribadi yang diberhalakan, dan ada rakyat yang cuma diatasnamakan. Dan di tempat itulah terjadi bermacam-macam keruwetan hidup. Selalu saja ada soal-soal yang berubah menjadi keributan, mulai dari soal yang sederhana hingga ke soal yang kompleks wataknya. Dari soal membagikan kompor gas, sampai soal pengeboran gas yang malah membuahkan lumpur panas. Ketika nama Tuhan banyak disebut tetapi hukum-Nya tidak dijalankan, ternyata jelas sekali buahnya: pencapaian mutu manusia, menjadi begitu rendahnya. Dan di dalam kerendahan itulah, masayarakat akan mudah terjangkit wabah patologi sosial dengan bermacam-macam ragam dan cara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar